Minggu, 13 Juli 2014

MENJADI LEBIH BAIK DAN BERHARGA

Mazmur 68: 2-7 menggambarkan tindakan ilahi dari Tuhan yang historis dan simbolis secara dramatis terhadap suatu peristiwa yang tak terlupakan, juga pemikiran yang mendukung iman kita yang membaca supaya tidak mudah goyah dalam menatap masa depan. Mazmur ditulis dan dikaitkan dengan peristiwa bangsa Israel. Yang mengekspresikan keperkasaan Allah saat berhasil mengalahkan tentara Mesir. Allah berhasil membuat musuh-musuh Israel bertekuk lutut. Kita juga dapat simpulkan dalam tiga aliran utama, yaitu:
1.       Mazmur dinilai sebagai nyanyian kemenangan yang jika kita lihat titik kesamaannya dengan nyanyian Deborah (hakim-hakim 5), dimana yang dimasyurkan disini adalah kemenangan yang akan Tuhan perjuangkan kelak pada akhir zaman.
2.       Sesuai syair suci di Timur tengah khususnya penemuan dari Ugarik, maka dilihat sebagai bunga rampai syair-syair singkat abad 13 – 10 sebelum masehi, dimana pujian kepada dewa bangsa tetangga diambil oleh Israel dan disesuaikan dengan pujian untuk Tuhan.
3.       Nyanyian kemenangan ini diperdengarkan pada perayaan, dimana Tuhan dipuji sebagai raja di Yerusalem.
Pembuktian yang disertai kegunaan pasti sangat dibutuhkan oleh seseorang dalam melakukan perjalanan ataupun kegiatan. Kita dapat melihat kepastian kemenangan yang diterima oleh seseorang saat kehadiran Allah. Nampak sekali secara gamblang dinyatakan saat tabut perjanjian berangkat. Harapan dalam permohonan yang dinaikkan agar Tuhan bangun berperang di depan umat-Nya dikabulkan. Kehadiran Tuhan bertindak yaitu dimana Tuhan bangkit berpihak kepada orang yang percaya dan para musuh lari ketakutan, hancur seperti lilin yang meleleh di depan api. Dengan kata lain, binasa di hadapan Tuhan.
Berbeda dengan oang yang percaya yang mengasihi Tuhan, bagaikan matahari terbit dalam kemegahannya dan bersukacita di hadapan Tuhan. Yang tadinya tertindas, kini tertolong. Kemenangan di dapat dimana pernyataan Allah digambarkan dengan gelar penunggang awan-awan yaitu Dia berperang di medan sejarah. Atas dasar inilah bangsa Israel memuliakan Allah dan memuji Dia untuk mengenang karya Allah. Ungkapan tersebut dirayakan dalam ibadah aktual dengan pemahaman bahwa umat sudah dilepaskan dari tanah perbudakan di Mesir. Gambaran dia, Allah bersejarah bagi umat sebagai raja yang adil, Bapa bagi anak yatim, pelindung bagi janda, pemberi rumah kepada orang yang sendirian, pembebas bagi orang yang tertawan. Jelas sekali bahwa terbuka jalan ketika tabut perjanjian bersama para iman pelayan, raja dan para penyanyi bergerak maju berjalan terdengarlah seruan: “buatlah jalan bagi Dia yang berkendaraan meliputi awan-awan”. Semua rintangan yang menghalangi harus disingkirkan, itulah Allah. Ia yang bersemayam di sorga menyadari kebutuhan manusia dimana sebagai Bapa bagi yatim piatu, pelindung bagi yang lemah dan kesepian dan melepaskan yang tertindas.
Hakekat manusia awalnya telah mendapat kekuatan dari Allah melalui hembusan kuasa roh Allah dan menjadi makhluk hidup, tidak seperti ciptaan yang lain. Di sinilah kekuatan baru itu dipercayakan kepada orang percaya dimana ada kemenangan ilahi atas kuasa alam maut. Perlu suatu jawaban sebagai keputusan diri untuk menyambut Dia dan hidup dalam persekutuan dengan Dia. Itulah Allah yang berkuasa dan kehadiran-Nya mengherankan dengan bersedia menanggung dosa, kekuasaan dosa diatasi untuk memenuhi kebutuhan orang-orang tertindas, tertekan, terasing, yaitu Yesus Kristus yang kemenangan-Nya di kayu salib atas kuasa dosa (kegelapan). Sekarang diberikan kekuatan yaitu Roh Kudus agar kita lebih baik dan berharga berdasarkan kemenangan Kristus mengubah kita untuk berkiprah agar dapat melayani, mengasihi Allah-manusia, membangun jemaat dalam kasih. Pelaksanaan hal itu dapat diwujudkan dalam sikap iman yang harus diperjuangkan terus sepanjang kita di dunia ini. Konsistensi orang percaya menjadikan kita tidak sekedar gemar ritual tetapi aktual sebagai arak-arakan yang bersukacita dalam memuji Dia dan kesediaan untuk berbuat dalam porsi baru seperti mengasihi, membangun jemaat sesuai karunia yang dimiliki.
Terkadang seringkali sebagai orang percaya, kita merasa persoalan hidup yang kita hadapi begitu berat, sehingga rasanya kita tidak mampu lagi untuk menanggung semuanya itu. Kita merasa takut, putus asa, cemas dan marah. Tetapi sebagai orang percaya juga, kita tidak boleh lemah apalagi sampai kuatir. Kita harus tetap kuat untuk menghadapi apapun persoalan hidup yang datang menimpa hidup kita, sebab Tuhan pasti akan memberikan kekuatan di saat kita lemah. Tuhan ingin kita memiliki sikap hidup yang benar di dalam dan di hadapan Tuhan. Seperti ada tertulis dalam Filipi 4 : 6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Artinya adalah apa yang menjadi persoalan hidup harus kita serahkan semua ke dalam tangan Tuhan dan Tuhan akan menyatakan pertolongan-Nya tepat pada waktu-Nya. Bukan waktu kita melainkan waktu Tuhan. Misalnya ketika kita telah menyelesaikan pendidikan kita di bangku perkuliahan dan beberapa tahun kita menantikan pekerjaan untuk bisa memenuhi kebutuhan kita, sebagai orang percaya kita harus terus berusaha dan berdoa kepada Tuhan. Memohon kepada Tuhan untuk memberikan jalan keluar yang terbaik bagi kita. Percayalah bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita, Dia akan memberikan kita pekerjaan yang layak buat kita tepat pada waktunya sesuai apa yang kita butuhkan. Atau ketika kita mengalami penyakit yang didiagnosa oleh dokter tidak dapat disembuhkan dan hanya memiliki waktu yang sedikit, serahkan pada Tuhan karena ketika kesulitan datang, Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi kita. Tuhan dapat memakai siapapun untuk menyembuhkan kita dan dengan banyak cara. Tuhan justru memberitahukan kita bahwa inilah saat kebaikan-Nya dinyatakan.
Untuk menjadi tetap kuat di dalam Tuhan, sebagai orang percaya janganlah kita hanya memandang kepada persoalan hidup yang kita hadapi semata, karena jika kita hanya memandang persoalan itu berarti kita melupakan Tuhan. Pandanglah Tuhan yang masih memberikan nafas hidup kepada kita, dan ingatlah Firman Tuhan katakan dalam Filipi 4 : 13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”. Kalau kita bisa memiliki prinsip hidup seperti ini, maka inilah yang membuat kita menjadi orang-orang yang tidak pernah kehilangan pengharapan. Ingatlah bahwa Ia akan setia menyertai kita sampai pada kesudahan zaman. Jadi kita harus tetap mengakui bahwa hidup kita ini hanya oleh karena kasih karunia Tuhan dan pemeliharaan Tuhan. Ini adalah pengakuan yang sangat penting bagi setiap orang percaya. Pengakuan kita akan pemeliharaan Tuhan yang sempurna akan membuat kita memiliki sikap hati yang benar di hadapan Tuhan, karena kita terus menyadari bahwa tanpa Tuhan kita tidak mampu untuk berbuat apa-apa.
Kesulitan atau pun masalah yang datang menghampiri kita hanyalah bagian dari rencana Tuhan untuk membuat kita lebih dekat kepada-Nya dan membentuk kita menjadi manusia yang sangat berharga karena kita ini adalah biji mata Allah. Roma 8 : 28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”. Jadi kalau kita tahu bahwa Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia, maka seharusnya tidak ada lagi yang perlu kita takutkan, tidak ada lagi yang harus kita kuatirkan. Karena bagi kita mungkin itu mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Kiranya Tuhan Yesus selalu memberkati kita semua. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar