Rabu, 23 Juli 2014

Teologi Sepak Bola versi Adrian Mamahit

Bab 1 
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang :
Sepak bola adalah olahraga yang sudah merakyat. Sebagaian besar kaum awam mengenal sepak bola sebagai salah satu bahasa yang universal, anak-anak, remaja, bapak-bapak serta orang tua dalam usia lanjutpun tidak mau ketinggalan dalam bermain atau hanya sekadar menonton pertandingan sepak bola.
Akan tetapi akhir-akhir ini sebuah pertandingan sepak bola bias menjadi pemicu kerusuhan. Kedamaian seakan-akan menjadi ”barang langka “ di tengah-tengah kehidupan manusia. Oleh karena itulah penulis tertarik dengan topik sepak bola, penulispun akan berusaha memaparkan tentang arti sebuah pertandingan sepak bola, ke dalam pola pemikiran kristiani. Tidak hanya itu saja, penulis ingin mencari tahu tentang sepak bola yang dapat dijadikan salah satu saran untuk menuju kedamaian antar umat beragama. Dan apakah ajaran-ajaran Yesus tentang kasih dapat diterapkan dalam pertandigan sepak bola ? karena itulah, penulis ingin membuktikan bahwa sepak bola dapat dijadikan salah satu sarana pembawa misi kedamaian.

1.2  Peremusan Masalah :
Akhir – akhir ini kekerasan menjadi tren, baik itu di dalam rumah tangga, di jalan, di pasar , bahkan boleh dikatakan kekerasan ada di mana – mana. Secara khusus penulis tertarik dengan kekerasan di bidang olah raga, yakni sebuah pertandingan sepak bola. Ketertarikan penulis dengan kekerasan di sebuah pertandigan sepak bola itu, didasari dengan keprihatian penulis terhadap etika penonton atau supporter, etika pelatih terhadap sesama pelatih maupun wasit dan etika pemain terhadap pemain dan wasit, yang penulis menilai sudah tidak ada lagi saling menghargai. Bahkan penulis merasa kasihan dengan orang – orang Kristen yang ikut termasuk di dalam kekerasan pertandingan sepak bola.
Keprihatian penulis ini sangat mendalam ketika mengetahui tim sepak bola Negara Israel masuk di dalam kawasan eropa. Padahal secara geografis seharusnya, tim sepak bola negara Israel harus masuk ke kawasan asia, tetapi pihak FIFA memasukan tim sepak bola negara Isarel kekawasan eropa dengan alas an poitik. Sudah menjadi rahasia umum kalau Israel adalah negara yang memiliki penduduk mayoritas pemeluk agama Kristiani, sedangkan negara-negara asia memiliki penduduk sebagian besar dari keseluruhan negara-negara asia, pemeluk agama Islam. Dengan contoh itulah seakan-akan agama Kristen mengalah untuk menang, Israel rela pindah ke kawasan eropa demi menciptakan keadaan yang kondusif, untuk kelangsungan kehidupan manusia yang beraneka ragam.
Sehingga penulis ingin membandingkan ajaran-ajaran Yesus, dengan keberadaan sepak bola sebagai salah satu bahasa universal. Sebab dengan adanya sebuah pertandigan sepak bola membuat orang – orang lupa dengan konflik antar umat beragama. Dengan berdasrkan penyataan tersebut membuat penulis, semakin optimis dengan  sebuah pertandingan sepak bola dapat menjadi pembawa misi kedamaian.

1.3  Tujuan Penulisan :
Tujuan penulis dengan topik sepak bola ini hanya ingin mewujudkan sebuah pertandingan sepak bola dapat menjadi pembawa misi kedamaian. Dan juga penulis ingin berusaha memberikan pengertian sepak bola secara umum dan pengertian sepak bola dalam pemikiran kristiani, serta tidak ketinggalan dengan slogan sepak bola yang dijunjung tinggi, yakni istilah “ fair play “. Penulis juga ingin memberikan contoh – contoh yang bias mendukung penulisan ini. Diantaranya, penulis ingin memberikan contoh tim sepak bola Israel yang tidak bisa mengikuti pertandingan - pertandingan di kawasan asia.
Penulis juga ingin memperlihatkan nilai-nilai kristiani yang terdapat di sebuah pertandingan sepak bola, serta berdasarkan ayat alkitab yang terdapat di 2 Timotius 2 : 5. Dengan berdasarkan perikop tersebut, penulis akan berusaha menerapkan nilai – nilai kristiani dan ajaran – ajaran Yesus sebelum kenaikan-Nya ke sorga. Penulis juga akan berusaha menjawab pertanyaan tentang ; Apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian ?


1.4  Metode Penulisan :
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan. Hal ini ditujukan untuk membantu memahami nila-nilai kristiani yang terdapat di sebuah pertandigan sepak bola. Adapun buku - buku yang bisa membantu penulis dalam penulisan ini diantaranya artikel – arikel, buku – buku tentang sepak bola, buku – buku tafsiran Alkitab.
1.5  Sistematika :
Penulisan ini disusun sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
1.1  Latar Belakang.
1.2  Perumusan Masalah.
1.3  Tujuan Penulisan.
1.4  Metode Penulisan.
1.5  Sistematika Penulisan.

Bab 2 : Apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian ?
        2.1 Kutipan ucapan Yesus yang berhubungan dengan sepak bola.
        2.2 Pesan sportivitas.
        2.3 Ajaran – ajaran Yesus dan keterkaitan dengan pertandingan sepak bola.
        2.4 Contoh  ajaran Yesus yang bisa di terapkan ke dalam pertandingan sepak bola.
        2.5 Teologi sepak bola.

Bab 3 : Penutup
     3.1 Kesimpulan
     3.2 Saran
Daftar Pustaka


Bab 2
 Apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian ?

2.1 Kutipan ucapan Yesus yang berhubungan dengan sepak bola.
Kutipan-kutipan terkenal yang diucapkan Yesus dan ditemukan dalam kitab-kitab Injil yang bisa penulis hubungkan dengan dunia sepak bola antara lain ad
  • Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13) Doa ini sangat terkenal sampai-sampai begitu banyak versi doa yang paling sempurna ini. Inti dari doa yang diajarkan Yesus ini adalah untuk tidak berlebihan dalam menjalani kehidupan, dan saling mengasihi antar umat beragama, begitupula dengan dunia sepak bola. Di dalam sebuah tim sepak bola mereka harus bermain dengan tidak mengandalkan otot, melainkan dengan otak. Dan harus ada kasih antar sesama teman maupun lawan.
  • "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. ... Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon (uang)." (Matius 6:24) Ajaran Yesus ini sangat berhubungan erat dengan sifat manusia yang tidak pernah puas. Belajar dari ajaran ini pengurus tim sepak bola tidak boleh menyalah gunakan jabatan, untuk mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri. Karena menurut penulis akar dari sebuah kekerasan adalah uang, gara-gara uang tim sepak bola bisa saling menjatuhkan.
  • "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Matius 7:1) Dalam sebuah pertandingan sepak bola ada wasit. Wasitlah yang memiliki kekuasaan untuk mengatur sebuah pertandingan, jadi percayakanlah kepada wasit, jika ada pelangaran. Janganlah marah jika keputusan wasit malah membuat tim ada merasa dirugikan, berdasarkan ajaran Yesus kita harus mengalah untuk mendapatkan kemenangan yang tertunda.
  • ""Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat..." (Matius 7:7) Dalam ajaran Yesus ini jika dikaitkan dengan dunia sepak bola maka ini akan diibaratkan dengan pemain dan pelatih. Sang pemain harus terus meminta strategi-strategi dari pelatih agar pemain bola ini dapat mengembangkan kemampuannya dalam bermain sepak bola, sehingga pemain menjadi terkenal seperti pemain favorit penulis, Alexsandro Delpiero namanya.
  • "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Matius 11: 28) Dalam kutipan nats ungkapan Yesus itu kita diajarkan untuk terus mengandalkan Yesus. Karena setiap pemain bola jika sedang menjalani sebuah pertandingan sering berdoa di tengah-tengah lapangan, untuk mendapatkan ketenangan dalam menjalani pertandingan tersebut. Doa memang tidak pernah lepas dari sebuah permohonan, oleh karena itulah Yesus mengajarkan untuk terus berserah kepada-Nya.
  • "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu … Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain.” (Lukas 6:27, 29) Ajaran kasih inilah yang paling sulit dipraktekan didalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam ajaran-Nya ini Yesus tidak menyuruh kita untuk direndahkan, tidak untuk putus asa, takut dengan sesama melainkan Yesus mau mengajarkan kita untuk terus mengasihi sesama dan tidak memilih-milih dalam mengasihi sesama.
2.2 Pesan Sportivitas :
Sepak bola dapat dikatakan sebagai olah raga paling banyak peminatnya di seluruh dunia. Di Indonesia antusias masyarakat dalam pertandingan ini bisa dibilang terbesar dibanding dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan Australia. Ramenya suporter tidak hanya dalam kelas begengsi seperti divisi utama, tapi divisi I, divisi II bahkan sampai tingkatan sepakbola antar angkatan di kampus Sekolah Tinggi Theologia Jakartapun menjadi tontonan yang mengasikkan. Tapi hampir setiap pertandingan juga ada  Ribut antar suporter, sesama pemain, pelatih bahkan wasit sering dijadikan kambing hitam[1] ketika ada keributan. Inilah yang menjadi bahasan masalah dalam tulisan ini.
Karena akhir – akhir ini kekerasan menjadi tren, disebuah pertandingan sepak bola. Ketertarikan penulis dengan kekerasan di sebuah pertandigan sepak bola itu, didasari dengan keprihatian penulis terhadap etika penonton atau supporter, etika pelatih terhadap sesama pelatih maupun wasit dan etika pemain terhadap pemain dan wasit, yang penulis menilai sudah tidak ada lagi saling menghargai. Bahkan penulis merasa kasihan dengan orang – orang Kristen yang ikut termasuk di dalam kekerasan pertandingan sepak bola. Kekerasan sering di latarbelangkangi dengan kecintaannya dengan sesuatu yang disukai, atau sering disebut dengan fanatik. Dalam hal sepakbola, kecintaan ini biasa ditujukan kepada suatu tim atau klub sepakbola. Fanatik biasanya bangkit dikarenakan ada petalian kedaerahan sang suporter terhadap klubnya. Misalnya Bonex terhadap Persebaya, The jack mania terhadap Persija, Aremania terhadap Arema, The Maz Man terhadap PSM Makasaar dan lain sebagainya. Sering akibat dari fantik ini, unsur yang paling penting dalam olahraga atau pertandingan yaitu sportivitas ditinggalkan oleh mereka. Selesai sepakbola apalagi kekalahan dialami oleh tuan rumah, maka suporter tamu dijamin babak belur. Hal ini bukan kejadian baru atau sekedar insiden, tapi menjadi tradisi suporter Indonesia pada semua level pertandingan, bahkan sekelas negara maju seperti Inggris yang mayoritas beragama Kristiani memberikan contoh yang buruk.
Ada kata-kata bijak “ Jangan fanatik pada sesuatu kecuali pada kebenaran, jika hal ini kamu lakukan maka suatu saat kamu akan dikecewakan olehnya”. Seperti orang yang fanatik dengan pacarnya, mereka selalu mengatakan hal baik, memuji-muji tentang pacarnya dimanapun dia berada, tapi lupa bahwa pacarnya juga punya  kekurangan. Pasti, suatu saat dia dikecewakan oleh kekasihnya, maka jangan salah kalau yang ia lakukan atau yang ada dalam pikirannya saat itu justru 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Demikian juga fanatik terhadap yang lain seperti klub, organisasi, golongan, asal sekolah, pangkat, jabatan, kekayaan dll. Semua akan berakhir dan tak bisa dibanggakan kecuali kualitas/kebenaran itu sendiri.
Tidak perlu dicontoh mereka yang berbuat salah dalam sepakbola. Jangan rasisme seperti suporter spanyol , anarkhisme seperti supporter Inggris[2]  , kecurangan klub-klub dalam pengaturan skor seperti yang terjadi di Italia, jangan menjadi teroris bagi pemakai jalan, dan pemilik toko-toko dipinggir jalan semua tutup .  Contohlah yang baik, di eropa penonton duduk bersama antar suporter, memberikan apresiasi yang sportif, semuanya bayar karcis, menonton tanpa pengawasan ketat dari ribuan tim keamanan. Jangan datang untuk membuat permainan sendiri dengan tawuran antar suporter apalagi lawan aparat.
Siap memberikan apresiasi yang baik pada permaian, dan siap menerima apapun yang terjadi dalam pertandingan.
Dengan seperti ini, tentu siapapun yang terlibat dalam sepakbola akan berpikir ulang untuk meminimalisirkan kegiatan-kegiatan yang bisa mengganggu jalanya sebuah pertandingan. Supporter adalah aset besar dalam pengembangan sepakbola, mereka tidak bisa disampingkan dalam pertandingan sepak bola . Ini saatnya suporter tidak hanya ikut menjadi hooligan Indonesia , tapi berperan merangkap menjadi suporter yang bisa mendukung dan memdoakan klub yang sedang bertanding. Tidak sampai di situ saja sebagai suporter yang memeluk agama Kristen memberikan contoh  kepada saudara-saudara yang belum mempercayai Yesus, dengan memberikan apresiasi yang baik dan siap menerima apapun yang terjadi . Inilah saatnya orang-orang kristiani yang beriman dapat mempraktekan ajaran Yesus.

 2.3 Ajaran – ajaran Yesus dan keterkaitan dengan pertandingan sepak bola.
Yesus mengajarkan cinta-kasih kepada para murid-Nya dan para pengikut-Nya. Ajaran Yesus juga bersifat universal,karena Yesus tidak hanya mengajarkan para murid-Nya dan para pengikut-Nya untuk hidup secara eksklusif di dalam masyarakat yang majemuk ini. Ajaran Yesus mengharuskan para  murid-Nya dan para pengikut-Nya untuk saling mengasihi antara manusia, dan mewujud nyatakan ketaatan pada kehendak Allah. Pesan-Nya mengajarkan bahwa cinta-kasih universal adalah sebuah cara yang lebih langsung untuk memenuhi kehendak Allah, dan bukan semata-mata dengan menaati hukum-hukum yang terdapat dalam Alkitab .Yesus menyampaikan pesan melalui penggunaan perumpamaan[3].
Beberapa ajarannya kelihatan mengandung paradoks[4]. Misalnya Yesus mengajarkan bahwa yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang pertama. Yesus juga mengajarkan bahwa "barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya[5]." dan bahwa kekerasan harus dihadapi dengan mengalah untuk mendapatkan kemenangan. Yesus berkata bahwa Ia membawa damai bagi mereka yang percaya           kepada –Nya. Menurut Dr.R. Soedarmo mengatakan penggunaan paradoks[6] adalah cara yang diakui untuk memecahkan cara berpikir yang  untuk memungkinkan suatu pemahaman baru.  Yesus menyampaikan pesan, dan mengatakan bahwa dunia yang kita kenal akan berakhir tanpa terduga-duga. Karena itu ia mengajak para pengikutnya agar selalu waspada dan tetap setia. Para bapak gereja perdana lebih jauh mengembangkan pesan-Nya, dan banyak bagian lainnya dari Perjanjian Baru berkaitan dengan makna kematian dan kebangkitan Yesus serta implikasinya bagi umat manusia. Sebuah gagsan yang tetap bertahan sepanjang teologi Kristen adalah gagasan bahwa umat manusia ditebus, diselamatkan, atau diberikan kesempatan untuk mencapai keselamatan melalui kematian Yesus. "Yesus mati untuk dosa-dosa kita" adalah sebuah ajaran Kristen yang umum.

2.4 Contoh  Ajaran Yesus Yang Bisa di Terapkan ke Dalam Sepak Bola
      Sepak bola merupakan olahraga yang mengutamakan kerja sama tim untuk mengalahkan tim lawan. Tanpa kerja sama sepak bola akan menjadi tontonan yang membosankan, karena itulah di dalam sepak bola kita bisa banyak menemukan ajaran-ajaran Yesus yang bisa di terapkan ke dalam ke rutinitas kita, khususnya bagi para pengikut – Nya dan mempercayai akan kebangkitan Yesus. Penulis menemukan ajaran Yesus di dalam sepak bola adalah persekutuan, semangat untuk terus memuliakan-Nya dengan mempraktekan ajaran kasih, dan berkerja sama. Selain itu penulis mau mengangkat sebagian peristiwa yang menonjol dalam pelayanan Yesus, yang dikisahkan kembali dalam Kitab-kitab Injil, antara lain adalah[7]:
  • Ketika Yesus ditanyai manakah perintah yang terpenting dalam hukum Musa Yesus menjawab bahwa perintah yang terbesar adalah ""Hukum yang terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu[8]." Dan pada saat yang sama ia mengatakan bahwa perintah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri[9]" pun sama pentingnya.
  • Yesus bertanya kepada murid-muridnya "Menurut katamu, siapakah Aku ini?" Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Yesus menjawab: "Berbahagialah engkau ... Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."
  • Ketika melihat para pedagang melakukan penukaran uang di Bait Allah, Yesus menagmbil cambuk untuk mengusir binatang-binatang yang dibawa dan dijual oleh para pedagang itu, melepaskan burung-burung dara, dan membalikkan meja-meja para penukar uang itu.
  • Pada hari Kamis malam menjelang Jumat Agung, Yesus mengadakan perjamuan Paskah bersama dengan para murid-Nya perjamuan terakhir. Pada waktu mereka makan, ia membeikan roti kepada murid-muridnya dan berkata, "Ambillan dan makanlah. Ini adalah tubuhku", dan kemudian memberikan mereka cawan anggur, serta mengatakan, "Minumlah, inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa." Banyak denominasi Kristen yang menerima ucapan ini sebagai perintah untuk menyelenggarakan sakramen Perjamuan Kudus.
2.5 Teologi Sepak Bola.
Sepak bola telah menjadi agama. Tak hanya di Eropa dan Amerika Latin sepakbola dipuja dan menjadi bagian dari lifestyle, tapi juga di kawasan Timur Tengah,  misanya ketika tim Arab Saudi dibantai tanpa ampun oleh Jerman 0-8 di Grup E Piala Dunia 2002, sontak para sheikh kebakaran jenggot. "Kekalahan Itu sebuah Skandal, "tulis koran Asharqul Awsath[10]. Arab Saudi bermain tanpa penyerang, tanpa gelandang, tanpa pertahanan, bahkan tanpa penjaga gawang," demikian koran-koran di negara petrodolar[11]  sehari pasca  "tragedi nasional[12]. Mungkinkah sepak bola menjadi agama? Bila memakai istilah dari   Robert N. Bellah tentang civil relegion[13], maka sepak bola juga sebuah agama. Civil religion[14], menurut Robert N. Bellah, tidak dalam arti agama konvensional, tapi suatu bentuk kepercayaan dan gugusan nilai dan praktik yang memiliki semacam teologi dan ritual tertentu yang di dalam realisasinya menunjukkan kemiripan dengan agama.  
Di negeri kita, sepakbola juga menjadi tontonan paling populer. Meskipun timnas kita belum pernah merasakan aura piala dunia sejak digelar tahun 1930, namun hari-hari ini seantero tanah air "dibakar" semarak piala eropa 2008, yang akan diselenggarakan di Swiss dan Austria selaku tuan rumah . Keindahan menyepak bola yang disuguhkan piala eropa 2008 ini sepatutnya diteladani, bukan saja oleh pemain lokal kita tapi juga para politisi, ekonom, agamawan dan lain-lain. Sepakbola adalah sebuah permainan tim yang ditentukan oleh solidnya koordinasi antar-lini depan, tengah dan pertahanan. Kelemahan orang-orang disekitar kita selama ini, adalah semua bernafsu menjadi striker yang terus-menerus menceploskan gol ke gawang lawan, tapi ogah bermain sebagai gelandang, bek kanan atau kiri, jangkar pertahanan atau penjaga gawang, apalagi pemain cadangan.


Bab 3 
 Penutup

     3.1 Kesimpulan
Penulis dapat menjawab apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian ? iya, kita harus mengalah untuk menang. Oleh karena itulah sebagai pengikut ajaran kasih yang bersifat universial, sepatutnya memberikan contoh kepada saudara-saudara kita yang belum mempercayai akan kebangkitan Yesus dengan mengalah untuk, menang, biarkanlah orang-orang yang selama ini mengatas namakan agama untuk menghakimi orang yang menurut mereka salah. Seperti di kitab Pengkhotbah 3 : 11 yang mengatakan kalau  Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. Berdasarkan itulah seorang kristiani dapat menekan jumlah kekerasan yang selama ini semakin meningkat saja jumlahnya.
     3.2 Saran
      Penulis ingin memberi tahukan kalau sepak bola itu tidak hanya sebatas sebuah olah raga yang paling digemari oleh masyarakat dunia. Sepak bola bisa menjadi pembandingan dengan ajaran-ajaran Yesus, karena didalam sepak bola ada unsur untuk saling mengasihi sesuai dengan inti ajaran Yesus yakni hukum kasih. Penulis ingin mengajak pembaca untuk belajar dari sepak bola, untuk mengaplikasikan ajran-ajaran Yesus di kehidupan sehari-hari pembaca.Karena lewat sepak bola kita bisa menjadikannya salah satu sarana untuk menekan jumlah kekerasan di dunia ini, lewat sepak bola juga bisa membawa misi kedamaian.

Daftar Pustaka
Anand, Satha Chaiwat, Agama Dan Budaya Perdamaian,cet ke-2 Yogyakarta: FkBA,2002.
Budiman, R, Tafsiran Alkitab Injil Matius, cet ke-5 Jakarta: BPK Gunung Mulia,1993.
Drewes, B. F. & Mojau Julianus, Apa itu Teologi ?, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003.
Kingsbury, Dean Jack, Injil Matius Sebagai Cerita,Jakarta: BPK Gunung Mulia,2004.
Soedarmo, R,Kamus Istilah Teologi, cet ke-17 Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007.
Wahano, Wismoady S,Di Sini Ku Temukan, cet ke-10 Jakarta: BPK Gunung Mulia,2001.
----http://www.google.com/sepak bola/diakses pada tanggal 30 April 2008.
----http://www.antaranews.com/diakses pada tanggal 12 Mei 2008.                  
----http://www.wikipedia.org/wiki/Yesus,diakses pada tanggal 12 Mei 2008.   





[1] Orang yang disalahkan.
[2] Hooligans,sebutan suporter asal Inggris yang terkenal dengan sikap yang suka buat kekacauan.
[3] Perumpamaan adalah cerita yang menerangkan suatu maksud dengan memakai hal-hal dari keadaan tiap hari.
[4] Paradoks adalah dua penyataan yang kelihatannya bertentangan tetapi sebenarnya tidak.
[5] Bnd Matius 16 : 25
[6] Ibid.,
[7] Prof. S. Wismoady Wahono, Ph.D , Di Sini Ku Temukan, BPK Gunung Mulia , Jakarta  cet-10 2001,hal : 349-399.
[8] Markus 12 : 29-30
[9] Imamat 19 : 18
[10] ----www.antaranews.com/diakses pada tanggal 8 Mei 2008, pukul 15.35
[11]  Julukan bagi Arab Saudi, yang kaya akan minyak.
[12] Ibid.,
[13] Masyarakat religus.
[14] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar