Pendahuluan
1.1 Latar Belakang :
Sepak bola adalah olahraga yang sudah merakyat.
Sebagaian besar kaum awam mengenal sepak bola sebagai salah satu bahasa yang
universal, anak-anak, remaja, bapak-bapak serta orang tua dalam usia lanjutpun
tidak mau ketinggalan dalam bermain atau hanya sekadar menonton pertandingan
sepak bola.
Akan tetapi akhir-akhir ini sebuah pertandingan sepak
bola bias menjadi pemicu kerusuhan. Kedamaian seakan-akan menjadi ”barang
langka “ di tengah-tengah kehidupan manusia. Oleh karena itulah penulis
tertarik dengan topik sepak bola, penulispun akan berusaha memaparkan tentang
arti sebuah pertandingan sepak bola, ke dalam pola pemikiran kristiani. Tidak
hanya itu saja, penulis ingin mencari tahu tentang sepak bola yang dapat
dijadikan salah satu saran untuk menuju kedamaian antar umat beragama. Dan
apakah ajaran-ajaran Yesus tentang kasih dapat diterapkan dalam pertandigan
sepak bola ? karena itulah, penulis ingin membuktikan bahwa sepak bola dapat
dijadikan salah satu sarana pembawa misi kedamaian.
1.2 Peremusan Masalah :
Akhir – akhir ini kekerasan menjadi tren, baik itu di
dalam rumah tangga, di jalan, di pasar , bahkan boleh dikatakan kekerasan ada
di mana – mana. Secara khusus penulis tertarik dengan kekerasan di bidang olah
raga, yakni sebuah pertandingan sepak bola. Ketertarikan penulis dengan
kekerasan di sebuah pertandigan sepak bola itu, didasari dengan keprihatian
penulis terhadap etika penonton atau supporter, etika pelatih terhadap sesama
pelatih maupun wasit dan etika pemain terhadap pemain dan wasit, yang penulis
menilai sudah tidak ada lagi saling menghargai. Bahkan penulis merasa kasihan
dengan orang – orang Kristen yang ikut termasuk di dalam kekerasan pertandingan
sepak bola.
Keprihatian penulis ini sangat mendalam ketika
mengetahui tim sepak bola Negara Israel masuk di dalam kawasan eropa. Padahal
secara geografis seharusnya, tim sepak bola negara Israel harus masuk ke
kawasan asia, tetapi pihak FIFA memasukan
tim sepak bola negara Isarel kekawasan eropa dengan alas an poitik. Sudah
menjadi rahasia umum kalau Israel adalah negara yang memiliki penduduk
mayoritas pemeluk agama Kristiani, sedangkan negara-negara asia memiliki
penduduk sebagian besar dari keseluruhan negara-negara asia, pemeluk agama
Islam. Dengan contoh itulah seakan-akan agama Kristen mengalah untuk menang,
Israel rela pindah ke kawasan eropa demi menciptakan keadaan yang kondusif,
untuk kelangsungan kehidupan manusia yang beraneka ragam.
Sehingga penulis ingin membandingkan ajaran-ajaran
Yesus, dengan keberadaan sepak bola sebagai salah satu bahasa universal. Sebab
dengan adanya sebuah pertandigan sepak bola membuat orang – orang lupa dengan
konflik antar umat beragama. Dengan berdasrkan penyataan tersebut membuat
penulis, semakin optimis dengan sebuah
pertandingan sepak bola dapat menjadi pembawa misi kedamaian.
1.3 Tujuan Penulisan :
Tujuan penulis dengan topik sepak bola ini hanya ingin
mewujudkan sebuah pertandingan sepak bola dapat menjadi pembawa misi kedamaian.
Dan juga penulis ingin berusaha memberikan pengertian sepak bola secara umum
dan pengertian sepak bola dalam pemikiran kristiani, serta tidak ketinggalan
dengan slogan sepak bola yang dijunjung tinggi, yakni istilah “ fair play “.
Penulis juga ingin memberikan contoh – contoh yang bias mendukung penulisan
ini. Diantaranya, penulis ingin memberikan contoh tim sepak bola Israel yang
tidak bisa mengikuti pertandingan - pertandingan di kawasan asia.
Penulis juga ingin memperlihatkan nilai-nilai
kristiani yang terdapat di sebuah pertandingan sepak bola, serta berdasarkan
ayat alkitab yang terdapat di 2 Timotius 2 : 5. Dengan berdasarkan perikop
tersebut, penulis akan berusaha menerapkan nilai – nilai kristiani dan ajaran –
ajaran Yesus sebelum kenaikan-Nya ke sorga. Penulis juga akan berusaha menjawab
pertanyaan tentang ; Apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan
kedamaian ?
1.4 Metode Penulisan :
Penulisan makalah ini menggunakan metode kepustakaan.
Hal ini ditujukan untuk membantu memahami nila-nilai kristiani yang terdapat di
sebuah pertandigan sepak bola. Adapun buku - buku yang bisa membantu penulis
dalam penulisan ini diantaranya artikel – arikel, buku – buku tentang sepak
bola, buku – buku tafsiran Alkitab.
1.5 Sistematika :
Penulisan ini
disusun sebagai berikut :
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.
1.2 Perumusan Masalah.
1.3 Tujuan Penulisan.
1.4 Metode Penulisan.
1.5 Sistematika Penulisan.
Bab 2 : Apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian
?
2.1 Kutipan ucapan Yesus
yang berhubungan dengan sepak bola.
2.2 Pesan sportivitas.
2.3 Ajaran – ajaran Yesus
dan keterkaitan dengan pertandingan sepak bola.
2.4 Contoh ajaran Yesus yang bisa di terapkan ke dalam
pertandingan sepak bola.
2.5 Teologi sepak bola.
Bab 3 : Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Bab 2
Apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian
?
2.1 Kutipan ucapan Yesus yang berhubungan dengan sepak
bola.
Kutipan-kutipan terkenal yang
diucapkan Yesus dan ditemukan dalam kitab-kitab Injil yang bisa penulis
hubungkan dengan dunia sepak bola antara lain ad
- Doa Bapa
Kami (Matius 6:9-13) Doa ini sangat terkenal
sampai-sampai begitu banyak versi doa yang paling sempurna ini. Inti dari
doa yang diajarkan Yesus ini adalah untuk tidak berlebihan dalam menjalani
kehidupan, dan saling mengasihi antar umat beragama, begitupula dengan
dunia sepak bola. Di dalam sebuah tim sepak bola mereka harus bermain
dengan tidak mengandalkan otot, melainkan dengan otak. Dan harus ada kasih
antar sesama teman maupun lawan.
- "Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. ... Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Allah dan kepada Mamon (uang)." (Matius 6:24) Ajaran Yesus ini
sangat berhubungan erat dengan sifat manusia yang tidak pernah puas.
Belajar dari ajaran ini pengurus tim sepak bola tidak boleh menyalah
gunakan jabatan, untuk mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri. Karena
menurut penulis akar dari sebuah kekerasan adalah uang, gara-gara uang tim
sepak bola bisa saling menjatuhkan.
- "Jangan
kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi." (Matius 7:1) Dalam
sebuah pertandingan sepak bola ada wasit. Wasitlah yang memiliki kekuasaan
untuk mengatur sebuah pertandingan, jadi percayakanlah kepada wasit, jika
ada pelangaran. Janganlah marah jika keputusan wasit malah membuat tim ada
merasa dirugikan, berdasarkan ajaran Yesus kita harus mengalah untuk
mendapatkan kemenangan yang tertunda.
- ""Mintalah,
maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat..."
(Matius 7:7) Dalam ajaran Yesus ini jika dikaitkan dengan dunia sepak bola
maka ini akan diibaratkan dengan pemain dan pelatih. Sang pemain harus
terus meminta strategi-strategi dari pelatih agar pemain bola ini dapat
mengembangkan kemampuannya dalam bermain sepak bola, sehingga pemain
menjadi terkenal seperti pemain favorit penulis, Alexsandro Delpiero
namanya.
- "Marilah
kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu." (Matius 11: 28) Dalam kutipan nats ungkapan Yesus
itu kita diajarkan untuk terus mengandalkan Yesus. Karena setiap pemain
bola jika sedang menjalani sebuah pertandingan sering berdoa di
tengah-tengah lapangan, untuk mendapatkan ketenangan dalam menjalani
pertandingan tersebut. Doa memang tidak pernah lepas dari sebuah
permohonan, oleh karena itulah Yesus mengajarkan untuk terus berserah
kepada-Nya.
- "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu … Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain.” (Lukas 6:27, 29) Ajaran kasih inilah yang paling sulit dipraktekan didalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam ajaran-Nya ini Yesus tidak menyuruh kita untuk direndahkan, tidak untuk putus asa, takut dengan sesama melainkan Yesus mau mengajarkan kita untuk terus mengasihi sesama dan tidak memilih-milih dalam mengasihi sesama.
2.2 Pesan Sportivitas :
Sepak
bola dapat dikatakan sebagai olah raga paling banyak peminatnya di seluruh
dunia. Di Indonesia antusias masyarakat dalam pertandingan ini bisa dibilang
terbesar dibanding dengan negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura,
Thailand,
bahkan Australia. Ramenya suporter tidak hanya dalam kelas begengsi seperti
divisi utama, tapi divisi I, divisi II bahkan sampai tingkatan sepakbola antar angkatan di kampus Sekolah Tinggi Theologia Jakartapun
menjadi tontonan yang mengasikkan. Tapi hampir setiap pertandingan juga
ada Ribut antar suporter, sesama pemain, pelatih bahkan wasit sering dijadikan
kambing hitam[1]
ketika ada keributan. Inilah yang menjadi bahasan masalah
dalam tulisan ini.
Karena akhir – akhir ini kekerasan menjadi tren,
disebuah pertandingan sepak bola. Ketertarikan penulis dengan kekerasan di
sebuah pertandigan sepak bola itu, didasari dengan keprihatian penulis terhadap
etika penonton atau supporter, etika pelatih terhadap sesama pelatih maupun
wasit dan etika pemain terhadap pemain dan wasit, yang penulis menilai sudah
tidak ada lagi saling menghargai. Bahkan penulis merasa kasihan dengan orang –
orang Kristen yang ikut termasuk di dalam kekerasan pertandingan sepak bola. Kekerasan
sering di latarbelangkangi dengan kecintaannya dengan sesuatu
yang disukai, atau sering disebut dengan fanatik. Dalam hal sepakbola, kecintaan
ini biasa ditujukan kepada suatu tim atau klub sepakbola. Fanatik biasanya bangkit dikarenakan ada
petalian kedaerahan sang suporter terhadap klubnya. Misalnya Bonex terhadap Persebaya, The
jack mania terhadap Persija, Aremania terhadap Arema, The Maz
Man terhadap PSM Makasaar dan
lain sebagainya. Sering
akibat dari fantik
ini, unsur yang paling penting dalam olahraga atau pertandingan yaitu sportivitas ditinggalkan oleh mereka.
Selesai sepakbola apalagi kekalahan dialami oleh tuan rumah, maka suporter tamu
dijamin babak belur. Hal ini bukan kejadian baru atau sekedar insiden, tapi
menjadi tradisi suporter Indonesia pada semua level pertandingan, bahkan
sekelas negara maju seperti Inggris yang mayoritas beragama Kristiani
memberikan contoh yang buruk.
Ada
kata-kata bijak “ Jangan fanatik
pada sesuatu kecuali pada kebenaran, jika hal ini kamu lakukan maka suatu saat
kamu akan dikecewakan olehnya”. Seperti orang yang fanatik dengan pacarnya, mereka selalu
mengatakan hal
baik, memuji-muji tentang
pacarnya dimanapun
dia berada, tapi lupa bahwa pacarnya juga punya kekurangan. Pasti, suatu saat dia dikecewakan
oleh kekasihnya, maka jangan salah kalau yang ia lakukan atau yang ada dalam
pikirannya saat itu justru 180 derajat berbeda dari sebelumnya. Demikian juga
fanatik
terhadap yang lain seperti klub, organisasi, golongan, asal sekolah, pangkat,
jabatan, kekayaan dll. Semua akan berakhir dan tak bisa dibanggakan kecuali
kualitas/kebenaran itu sendiri.
Tidak
perlu dicontoh mereka yang berbuat salah dalam sepakbola. Jangan rasisme seperti suporter spanyol ,
anarkhisme seperti
supporter Inggris[2] , kecurangan klub-klub dalam pengaturan skor
seperti yang terjadi di
Italia,
jangan menjadi teroris
bagi pemakai jalan, dan pemilik
toko-toko
dipinggir jalan semua tutup . Contohlah
yang baik, di eropa
penonton
duduk bersama antar suporter, memberikan apresiasi yang sportif, semuanya bayar
karcis, menonton tanpa pengawasan ketat dari ribuan tim keamanan. Jangan datang
untuk membuat
permainan sendiri dengan tawuran antar suporter apalagi lawan aparat.
Siap memberikan apresiasi yang baik pada permaian, dan siap menerima apapun yang terjadi dalam pertandingan.
Siap memberikan apresiasi yang baik pada permaian, dan siap menerima apapun yang terjadi dalam pertandingan.
Dengan
seperti ini, tentu siapapun yang terlibat dalam sepakbola akan berpikir ulang untuk meminimalisirkan kegiatan-kegiatan yang bisa
mengganggu jalanya sebuah pertandingan. Supporter adalah aset
besar dalam pengembangan sepakbola, mereka tidak bisa disampingkan dalam pertandingan sepak bola .
Ini saatnya suporter tidak hanya ikut menjadi hooligan Indonesia , tapi berperan
merangkap menjadi suporter
yang bisa mendukung dan memdoakan klub yang sedang bertanding. Tidak sampai di situ saja
sebagai suporter yang memeluk agama Kristen memberikan contoh kepada saudara-saudara yang belum mempercayai
Yesus, dengan memberikan apresiasi yang baik dan siap menerima apapun yang
terjadi .
Inilah saatnya orang-orang
kristiani
yang beriman dapat mempraktekan
ajaran Yesus.
2.3 Ajaran – ajaran Yesus dan
keterkaitan dengan pertandingan sepak bola.
Yesus
mengajarkan cinta-kasih kepada para murid-Nya dan para pengikut-Nya. Ajaran
Yesus juga bersifat universal,karena Yesus tidak hanya mengajarkan para
murid-Nya dan para pengikut-Nya untuk hidup secara eksklusif di dalam
masyarakat yang majemuk ini. Ajaran Yesus mengharuskan para murid-Nya dan para pengikut-Nya untuk saling
mengasihi antara manusia, dan mewujud nyatakan ketaatan pada kehendak Allah.
Pesan-Nya mengajarkan bahwa cinta-kasih universal adalah sebuah cara yang lebih
langsung untuk memenuhi kehendak Allah, dan bukan semata-mata dengan menaati
hukum-hukum yang terdapat dalam Alkitab .Yesus menyampaikan pesan melalui
penggunaan perumpamaan[3].
Beberapa
ajarannya kelihatan mengandung paradoks[4].
Misalnya Yesus mengajarkan bahwa yang pertama akan menjadi yang terakhir, dan
yang terakhir akan menjadi yang pertama. Yesus juga mengajarkan bahwa
"barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya;
tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya[5]."
dan bahwa kekerasan harus dihadapi dengan mengalah untuk mendapatkan kemenangan.
Yesus berkata bahwa Ia membawa damai bagi mereka yang percaya kepada –Nya. Menurut Dr.R. Soedarmo
mengatakan penggunaan paradoks[6]
adalah cara yang diakui untuk memecahkan cara berpikir yang untuk memungkinkan suatu pemahaman baru. Yesus menyampaikan pesan, dan mengatakan bahwa
dunia yang kita kenal akan berakhir tanpa terduga-duga. Karena itu ia mengajak
para pengikutnya agar selalu waspada dan tetap setia. Para bapak gereja perdana
lebih jauh mengembangkan pesan-Nya, dan banyak bagian lainnya dari Perjanjian
Baru berkaitan dengan makna kematian dan kebangkitan Yesus serta implikasinya
bagi umat manusia. Sebuah gagsan yang tetap bertahan sepanjang teologi Kristen
adalah gagasan bahwa umat manusia ditebus, diselamatkan, atau diberikan
kesempatan untuk mencapai keselamatan melalui kematian Yesus. "Yesus mati
untuk dosa-dosa kita" adalah sebuah ajaran Kristen yang umum.
2.4 Contoh Ajaran Yesus Yang Bisa
di Terapkan ke Dalam Sepak Bola
Sepak bola merupakan olahraga yang mengutamakan kerja
sama tim untuk mengalahkan tim lawan. Tanpa kerja sama sepak bola akan menjadi
tontonan yang membosankan, karena itulah di dalam sepak bola kita bisa banyak
menemukan ajaran-ajaran Yesus yang bisa di terapkan ke dalam ke rutinitas kita,
khususnya bagi para pengikut – Nya dan mempercayai akan kebangkitan Yesus.
Penulis menemukan ajaran Yesus di dalam sepak bola adalah persekutuan, semangat
untuk terus memuliakan-Nya dengan mempraktekan ajaran kasih, dan berkerja sama.
Selain itu penulis mau mengangkat sebagian peristiwa yang menonjol
dalam pelayanan Yesus, yang dikisahkan kembali dalam Kitab-kitab Injil, antara
lain adalah[7]:
- Ketika
Yesus ditanyai manakah perintah yang terpenting dalam hukum Musa Yesus
menjawab bahwa perintah yang terbesar adalah ""Hukum yang
terutama ialah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu[8]."
Dan pada saat yang sama ia mengatakan bahwa perintah "Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri[9]"
pun sama pentingnya.
- Yesus
bertanya kepada murid-muridnya "Menurut katamu, siapakah Aku
ini?" Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!" Yesus menjawab: "Berbahagialah engkau ... Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu
akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan
terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di
sorga."
- Ketika
melihat para pedagang melakukan penukaran uang di Bait Allah, Yesus
menagmbil cambuk untuk mengusir binatang-binatang yang dibawa dan dijual
oleh para pedagang itu, melepaskan burung-burung dara, dan membalikkan
meja-meja para penukar uang itu.
- Pada
hari Kamis malam menjelang Jumat
Agung, Yesus mengadakan perjamuan Paskah
bersama dengan para murid-Nya perjamuan terakhir. Pada waktu mereka
makan, ia membeikan roti kepada murid-muridnya dan berkata, "Ambillan
dan makanlah. Ini adalah tubuhku", dan kemudian memberikan mereka
cawan anggur, serta mengatakan, "Minumlah, inilah darah-Ku, darah
perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan
dosa." Banyak denominasi Kristen yang menerima ucapan ini sebagai
perintah untuk menyelenggarakan sakramen Perjamuan Kudus.
2.5 Teologi Sepak
Bola.
Sepak bola telah menjadi agama. Tak hanya di Eropa dan Amerika Latin
sepakbola dipuja dan menjadi bagian dari lifestyle,
tapi juga di kawasan Timur Tengah,
misanya ketika tim Arab Saudi dibantai tanpa ampun oleh Jerman 0-8 di
Grup E Piala Dunia 2002, sontak para sheikh kebakaran jenggot. "Kekalahan
Itu sebuah Skandal, "tulis koran Asharqul Awsath[10].
Arab Saudi bermain tanpa penyerang, tanpa gelandang, tanpa pertahanan, bahkan
tanpa penjaga gawang," demikian koran-koran di negara petrodolar[11] sehari pasca "tragedi nasional[12].
Mungkinkah sepak bola menjadi agama? Bila memakai istilah dari Robert
N. Bellah tentang civil relegion[13],
maka sepak bola juga sebuah agama. Civil
religion[14],
menurut Robert N. Bellah, tidak dalam arti agama konvensional, tapi suatu
bentuk kepercayaan dan gugusan nilai dan praktik yang memiliki semacam teologi
dan ritual tertentu yang di dalam realisasinya menunjukkan kemiripan dengan
agama.
Di negeri kita,
sepakbola juga menjadi tontonan paling populer. Meskipun timnas kita belum
pernah merasakan aura piala dunia sejak digelar tahun 1930, namun hari-hari ini
seantero tanah air "dibakar" semarak piala eropa 2008, yang akan
diselenggarakan di Swiss dan Austria selaku tuan rumah . Keindahan menyepak
bola yang disuguhkan piala eropa 2008 ini sepatutnya diteladani, bukan saja
oleh pemain lokal kita tapi juga para politisi, ekonom, agamawan dan lain-lain.
Sepakbola adalah sebuah permainan tim yang ditentukan oleh solidnya koordinasi
antar-lini depan, tengah dan pertahanan. Kelemahan orang-orang disekitar kita
selama ini, adalah semua bernafsu menjadi striker yang terus-menerus
menceploskan gol ke gawang lawan, tapi ogah bermain sebagai gelandang, bek
kanan atau kiri, jangkar pertahanan atau penjaga gawang, apalagi pemain
cadangan.
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Penulis dapat
menjawab apakah seorang kristiani harus mengalah untuk mendapatkan kedamaian ?
iya, kita harus mengalah untuk menang. Oleh karena itulah sebagai pengikut
ajaran kasih yang bersifat universial, sepatutnya memberikan contoh kepada
saudara-saudara kita yang belum mempercayai akan kebangkitan Yesus dengan
mengalah untuk, menang, biarkanlah orang-orang yang selama ini mengatas namakan
agama untuk menghakimi orang yang menurut mereka salah. Seperti di kitab Pengkhotbah
3 : 11 yang mengatakan kalau Ia membuat segala sesuatu indah pada
waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. tetapi manusia
tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Berdasarkan itulah seorang kristiani dapat menekan jumlah kekerasan yang selama
ini semakin meningkat saja jumlahnya.
3.2 Saran
Penulis ingin memberi tahukan kalau sepak
bola itu tidak hanya sebatas sebuah olah raga yang paling digemari oleh
masyarakat dunia. Sepak bola bisa menjadi pembandingan dengan ajaran-ajaran
Yesus, karena didalam sepak bola ada unsur untuk saling mengasihi sesuai dengan
inti ajaran Yesus yakni hukum kasih. Penulis ingin mengajak pembaca untuk
belajar dari sepak bola, untuk mengaplikasikan ajran-ajaran Yesus di kehidupan
sehari-hari pembaca.Karena lewat sepak bola kita bisa menjadikannya salah satu
sarana untuk menekan jumlah kekerasan di dunia ini, lewat sepak bola juga bisa
membawa misi kedamaian.
Daftar Pustaka
Anand, Satha Chaiwat, Agama Dan Budaya Perdamaian,cet ke-2
Yogyakarta: FkBA,2002.
Budiman, R, Tafsiran Alkitab Injil Matius, cet ke-5 Jakarta: BPK Gunung
Mulia,1993.
Drewes, B. F. & Mojau
Julianus, Apa itu Teologi ?, Jakarta
: BPK Gunung Mulia, 2003.
Kingsbury, Dean Jack, Injil Matius Sebagai Cerita,Jakarta: BPK
Gunung Mulia,2004.
Soedarmo, R,Kamus Istilah Teologi, cet ke-17 Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007.
Wahano, Wismoady S,Di Sini Ku Temukan, cet ke-10 Jakarta:
BPK Gunung Mulia,2001.
----http://www.google.com/sepak bola/diakses pada
tanggal 30 April 2008.
----http://www.antaranews.com/diakses pada tanggal 12
Mei 2008.
----http://www.wikipedia.org/wiki/Yesus,diakses
pada tanggal 12 Mei 2008.
[1]
Orang yang disalahkan.
[2]
Hooligans,sebutan suporter
asal Inggris yang terkenal dengan sikap yang suka buat kekacauan.
[3]
Perumpamaan adalah cerita yang
menerangkan suatu maksud dengan memakai hal-hal dari keadaan tiap hari.
[4]
Paradoks adalah dua penyataan
yang kelihatannya bertentangan tetapi sebenarnya tidak.
[5]
Bnd Matius 16 : 25
[6]
Ibid.,
[7]
Prof. S. Wismoady Wahono, Ph.D
, Di Sini Ku Temukan, BPK Gunung
Mulia , Jakarta cet-10 2001,hal :
349-399.
[8]
Markus 12 : 29-30
[9]
Imamat 19 : 18
[10]
----www.antaranews.com/diakses
pada tanggal 8 Mei 2008, pukul 15.35
[11]
Julukan bagi Arab Saudi, yang kaya akan minyak.
[12]
Ibid.,
[13]
Masyarakat religus.
[14]
Ibid.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar