Selasa, 30 September 2014

HABIS GELAP TERBIT TERANG versi Adrian Mamahit

Saulus yang dulu belum percaya kepada Kristus bahkan menganiaya setiap orang Kristen kini berubah (bertobat) dan sepenuhnya percaya kepada Kristus setelah mengalami perjumpaan yang ajaib dengan Kristus sendiri sehingga akhirnya membuat dia berbalik 180 derajat dari yang dulu menganiaya pengikut Kristus kini justru ikut ambil bagian sebagai pemberita Injil Kristus itu sendiri dan namanya pun berubah menjadi Paulus. Paulus menjadi pemberita Injil Kristus dan kota Korintus menjadi salah satu ladang pelayanannya (ladang Pekabaran Injilnya) dalam setiap pelayanannya, khususnya di Korintus, Paulus menekankan kepada jemaat Korintus tentang bagaimana idealnya hidup sebagai pengikut Kristus.
Namun dibalik upaya pemberitaan Injil Kristus ada persoalan yang timbul di sana, yaitu pertentangan ajaran antara Injil dengan kepercayaan masyarakat setempat yang kemudian mempersoalkan kerasulan atau mandatnya sebagai pekabar Injil. Kerasulan Paulus dipersoalkan karena dia memiliki latar belakang sebagai orang Farisi yang selalu menganiaya orang Kristen atau pengikut Kristus. Selain persoalan itu Paulus juga tetap memberikan pengajarannya atau menjalankan tugasnya kepada jemaat Korintus agar mereka senantiasa setia dan benar-benar menjalani hidup sebagai pengikut Kristus yang sejati di tengah-tengah persoalan kehidupan yang ada.Pada ayat pertama dan kedua terlihat persoalan kehidupan yang terdapat dalam jemaat ini yaitu kehidupan yang tidak sesuai dengan kehendak Kristus, di mana ada perbuatan-perbuatan tersembunyi yang memalukan bahkan licik dan memalsukan firan Tuhan. Agaknya ungkapan dalam kedua ayat ini ditujukan bagi mereka yang meragukan kerasulan Paulus dan memalsukan Injil untuk menyerang keberadaan Paulus, tetapi sekaligus juga mmerupakan nasihat atau ajaran kepada jemaat Korintus yang juga berpotensi untuk melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan Injil karena pengaruh dari mereka yang tidak menyukai Paulus dan mencoba menghasut jemaat. Paulus menjelaskan tentang dirinya yang benar-benar menjalankan tugasnya sebagai seorang rasul (pekabar Injil) dan siap untuk dipertimbangkan (diuji) oelh semua orang di hadapan Allah. Digambarkan juga bahwa orang yang tidak bisa menerima Injil meskipun sudah diberitakan, maka mereka adalah orang yang akan binasa karena mereka dibutakan oleh ilang zaman, yaitu keinginan duniawi dan keinginan daging manusia. Dan sungguhnya bagi mereka adalah sedang berada di dalam kegelapannya sendiri karena tidak mendapatkan atau menerima cahaya Injil yang tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah sendiri. Paulus menghimbau kepada jemaat Korintus dan kepada orang-orang yang tidak percaya Kristus yang juga senang dengan pelayanan Paulus, dan Paulus juga menekankan bahwa pelayanan yang dilakukannya adalah kehendak Tuhan dan memberitakan tentang Yesus Kristus sebagai Tuhan. Sikap atau gaja hidup masyarakat Korintus pada umumnya adalah hedonisme yaitu sikap atau gaya hidup yang kental dengan kuasa dosa seperti ini adalah kehidupan yang berada dalam kegelapan sehingga perlu diterangi agar tidak sesat dan jatuh ke dalam dosa dan binasa. Terang yang dibutuhkan adalah Kristus itu sendiri agar terang Kristus dapat bercahaya dalam hati tiap-tiap orang yang menerimanya sehingga setiap orang pula beroleh terang dan kemuliaan Allah.
Kita tidak asing bukan dengan kata “Habis Gelap Terbitlah Terang”, yang merupakan kumpulan surat-surat dari RA Kartini yang ditujukan kepada teman-temannya. Dari kata tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa setelah kejadian atau sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita yang tidak menyenangkan, yang menyedihkan, akan muncul harapan yang bisa mengembalikan kebahagiaan bagi kita, kegembiraan dalam hidup kita.  Dan ketika kita cermati dengan seksama, sebenarnya kata “Habis Gelap Terbitlah Terang” itu selalu ada dalam aktifitas keseharian kita. Kita merasakan setiap kali ketika kita bangun di pagi hari. Malam tanpa penerangan lampu, semua gelap gulita, sulit bagi kita untuk bisa melihat sesuatu yang ada di sekeliling kita. Kita tidak bisa melihat jalan, arah, tujuan, kerikil, lubang dan lain-lain. Namun, ketika matahari terbit di pagi hari, hari pun menjadi terang dan kita bisa melihat semua yang ada disekeliling kita, semuanya terlihat dengan jelas. Kita bisa melihat bunga, pemandangan yang indah, pelangi, langit dan semua ciptaan Tuhan. Dan kita bisa menghindari segala yang dapat membuat kita terjatuh, seperti kerikil, lubang dan lain sebagainya. Sebagai pribadi yang telah menerima Terang yang sesungguhnya, yaitu Juruselamat kita, semestinya kerinduan kita bukan lagi dari kegelapan. Semestinya kerinduan kita adalah terang, karena dengan terang kita bisa melihat dan mensyukuri keindahan yang ada disekeliling kita, kita bisa menghindari segala lubang, batu, kerikil yang ada di jalan sehingga kita tidak terjatuh. Inilah yang Tuhan mau, Tuhan mau agar kita datang kepada terang seperti yang ada tertulis di dalam Yohanes 3:21 “tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” Bukan hanya itu saja, kiranya kita juga bisa memancarkan keindahan warna-warna kita, sehingga mereka yang masih berada di dalam kegelapan bisa melihat keindahan kita yang oleh Sumber Terang itu. Tuhan kiranya menolong dan memberkati kita untuk menjadi terang di dalam hidup kita masing-masing, sehingga kegelapan itu sirna. Kiranya kita juga bisa menjadi terang di mana pun kita berada, terutama di negara kita Indonesia ini. Sebagai anak Tuhan, kita bisa menunjukkan kepada saudara-saudara kita bahwa kita anak-anak Tuhan yang mampu menerangi kegelapan dunia ini dan kita tidak menjadi sama dan masuk ke dala kegelapan itu. Kita bisa menjadi lilin di tempat gelap di mana banyak yang membutuhkan cahaya sehingga bangsa ini bisa menjadi lebih baik. Dirgahayu Indonesia. Tuhan memberkati kita semua dan bangsa ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar